MEDAN, IK - Kepergian anggota DPD asal Sumut, Dr WTP Simarmata menghadap Tuhan pada Jumat kemarin, menyisakan banyak kenangan bagi kalangan umat, khususnya dari jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) maupun organisasi kristen lainnya.
Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI), Gandi Parapat memyampaikan, tokoh Kristen seperti WTP Simarmata merupakan sosok panutan, yang selalu membawa kesejukan bagi kalangan umat dan bagi saya dia Pahlawan. WTP Simarmata bukan hanya dikenal sebagai tokoh nasional tapi mancanegara.
"Saya mempunyai kesan tersendiri dalam mengenal mantan Ephorus HKBP ini. Saat itu, almarhum semasa hidupnya menjabat sebagai Ketua PGI Sumut. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari Beliau semasa hidupnya," ujar Gandi Parapat di Medan, Senin (20/6/2022).
Gandi menceritakan, dirinya mulai mengenal Dr WTP Simarmata ketika muncul masalah pergantian SAE Nababan dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia GAMKI Sumut. Saat itu, DPP mempercayakan Gandi sebagai Sekretaris Karateker DPD GAMKI Sumut. Ada orang yang mengukuhkan diri sebagai tokoh Kristen, tidak mengakui Gandi.
"Hal itu diketahui WTP Simarmata dari pemberitaan media. Saya bertelepon dengan Amang Pendeta WTP Simarmata. Saya diminta untuk datang menemui dirinya keesokan harinya di HKBP Sudirman. Saya pun datang sesuai waktu yang ditentukan. Pertemuan kami setelah Beliau selesai melakukan pemberkatan," ujar Gandi.
Dalam pertemuan itu, sambung Gandi, Amang Pendeta WTP Simarmata, yang sudah banyak mendengar cerita miring dari orang lain tentang Gandi Parapat, langsung memberikan banyak wejangan. Bukan untuk menyudutkan Gandi Parapat malah memberikan spirit demi menyuarakan kebenaran.
"Kami yang berada di GAMKI Sumut diberikan pencerahan dan didoakan supaya tetap memiliki pendirian dalam menyuarakan kebenaran. Dia mengajarkan kami tentang semangat, pendirian dan keteguhan dengan tetap melibatkan Tuhan. Amang pendeta tulus melakukan itu," katanya sambil menambahkan, WTP Simarmata tidak pernah terpengaruh atas hasutan - hasutan.
Gandi menilai, WTP Simarmata sangat memahami karakter dan kepribadian dirinya sejak masa gejolak HKBP pergantian Ephorus SAE Nababan. Meski menjadi tokoh panutan, WTP Simarmata juga tidak tertutup untuk menerima setiap kritikan dari sudut pandang yang berbeda.
"Melalui SMS setelah WTP Simarmata menjabat Ephorus HKBP, kami pernah ada salah paham. Ephorus mungkin menilai saya sebagai orang yang keras. Namun saya tidak sampai kehilangan akal, apalagi mengingat kebaikan dan motivasinya kepada saya," terang Gandi.
Kesalapahaman ini, kata Gandi, masih berlanjut meski sempat bertemu di ruang tunggu pesawat, saat perjalanan pulang dari Bandara Soekarno - Hatta dengan tujuan Medan. Keduanya bertemu namun tidak saling menyapa. Namun wajah kebencian sama sekali tidak terlihat.
"Kami satu barisan kursi namun tidak saling menyapa. Saya berniat mau menyapa namun khawatir menyinggung perasaannya. Saya berkomunikasi dengan ibu Purba istrinya, yang begitu baik yang duduk ditengah. Sampai mendarat dan keluar bandara, kami berdua tidak ada saling menegur. Saya tidak berani memberikan penilaian miring atas kejadian tersebut," ungkapnya.
Pertemuan tanpa disengaja, lanjut Gandi Parapat, terjadi di Pengadilan Negeri Medan. Saat itu, WTP Simarmata sedang mempunyai urusan untuk melengkapi berkas pencalonan sebagai anggota DPD mewakili Sumut. Gandi juga mempunyai urusan untuk melengkapi berkas sebagai calon legislatif.
"Kami berdua berpapasan, dan langsung berpelukan. Kami tertawa seakan merayakan kemenangan. Pertemuan itu merupakan pelajaran berharga yang tidak dapat dilupakan. Amang Pendeta WTP Simarmata memang patut dikenang, dia adalah pahlawan umat Kristen, pahlawan saya," pungkas Gandi. (Rel)