Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM, (Medan) -  Program- program hiburan di berbagai stasiun televisi sebagian masih berisi konten-konten yang sifatnya ekploitatif dan tidak mendidik. Misalnya, hiburan yang menampilkan gimik drama, caci-maki, menertawakan kelemahan orang lain, memanfaatkan ketakutan orang lain sebagai bahan komedi, dan sebagainya. Konten-konten semacam ini tidak hanya terlihat waktu-waktu tertentu, melainkan sepanjang tahun. Hal-hal yang sifatnya tidak mendidik tersebut rupanya menjadi masalah program-program televisi saat ini.
Berangkat dari hal tersebut jajaran FKSIB (Forum Komunikasi Solidaritas Indonesia Bersatu ) Sumut dan PIN (Pejuang Islam Nusantara) Sumut merasa terpanggil untuk menyelamatkan generasi yang akan datang terutama generasi milenial dengan melakukan audiensi dan silaturahmi dengan Ketua KPI Sumut Parulian Tampubolon  S.Sn  di kantor sekretariat KPI Sumut Jalan Adinegoro Medan.Audiensi dan Silaturahmi tersebut dihadiri oleh Ustadz Martono SH SHI dan Pendeta Reinhard Tamba dari unsur FKSIB dan Ustadz Emil Hardi dan Ustadz Devan dari unsur PIN SUMUT.
Pada kesempatan tersebut,  baik jajaran pengurus FKSIB (Forum Komunikasi Solidaritas Indonesia Bersatu ) Sumut dan jajaran PIN (Pejuang Islam Nusantara) Sumut ingin mendengarkan langsung tentang tupoksi KPI sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam rangka mengawasi siaran siaran yang ada di radio dan televisi serta langkah langkah yang telah dilakukan KPI Sumut dalam menghempang siaran siaran yang banyak tidak mendidik dan cenderung provokatif.
Tidak lupa juga jajaran FKSIB dan PIN SU juga mendorong agar KPI Sumut lebih intens dan tegas lagi didalam memonitor dan mengawasi siaran siaran yang ada ditelevisi yang sudah banyak melebihi batas dan terkesan cenderung tidak mendidik dan lebih mendorong televisi televisi agar lebih memperbanyak siaran siaran kebangsaan setelah acara keagamaan seperti misalnya setelah adzan Mahgrib diadakan pemutaran lagu Indonesia Raya begitu juga setelah khotbah mimbar agama Kristiani serta agama Hindu dan Budha.
Ketua KPI Sumut, Parulian Tampubolon menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan konten atau muatan program televisi yang tidak mendidik bertahan dan seolah-olah membudaya. Persaingan industri Tidak bisa dipungkiri, pertumbuhan media penyiaran, khususnya televisi, saat ini begitu pesat. Jumlah saluran televisi saat ini sudah lebih banyak jika dibandingkan dengan 10 atau 15 tahun lalu. Hal itu tentu memiliki implikasi secara langsung kepada para pelakunya. Mereka akan bersaing untuk menarik minat audiens menyaksikan program yang diproduksi. 
"Persaingan industri merebut penonton, karena data kepemirsaan menunjukkan tren meningkat apabila konten mengandung unsur yang 'eksploitatif' sehingga (media) akan berlomba-lomba membuat tren semisal,'
Rating dan share Indikator bisnis media dapat diketahui dari tingginya angka rating dan share yang mereka dapatkan. Angka ini akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya pengiklan yang memasukkan produknya di program mereka. Iklan ini menjadi salah satu pemasok uang terbesar bagi media. Jadi, tidak mengherankan apabila media televisi dalam hal ini berlomba membuat program yang menarik sehingga angka rating dan share mereka tinggi.
Dengan memenuhi permintaan pasar atau khalayak, maka program yang mereka buat akan mendapat angka rating dan share tinggi. Jika sudah begitu, mereka akan mendapatkan banyak pemasukan dari pengiklan yang berharap juga mendapat imbas baik dari banyaknya penonton di program tersebut. Begitulah siklus industri media berjalan. Sayangnya, untuk mendapatkan atensi publik banyak produsen yang rela mengesampingkan nilai dan menyajikan konten yang tidak mendidik kepada khalayaknya. Ini lah yang terjadi, bahkan hingga hari ini.
Melihat siklus dan pola-pola ini, KPI Sumut sebagai badan yang memiliki otoritas mengawasi media-media penyiaran di Indonesia  telah melakukan beberapa langkah konkret. Bukan hanya sekali dua kali KPI mengeluarkan sanksi, baik berupa teguran maupun skors kepada program yang membandel dan tetap menampilkan konten-konten tidak mendidik. 
Kedepanya Ketua KPI Sumut Parulian Tampubolon berjanji akan lebih selektif dan tegas untuk menagawasi siaran siaran yang ada di televisi yang sudah cenderung banyak melebihi batas dan tidak terkesan memberikan pendidikan yang baik. (Red)
Leave A Reply