Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM, (Papua) - Satuan Tugas Batalyon Infanteri 121/MK (Satgas Yonif 121/MK) dari Kodam I/Bukit Barisan yang sedang bertugas sebagai Pasukan Pengamanan Perbatasan Negara antara Indonesia dan Papua Nugini kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat yang ada di wilayah perbatasan. 

Melalui dari gencarnya pendekatan secara humanis yang dilakukan Satgas Yonif 121/MK selama ini kepada masyarakat di sekitar tempat bertugas sehingga salah seorang warga dengan sukarela dan penuh kesadaran menyerahkan 1 pucuk senjata api rakitan kepada pihak Satgas Yonif 121/Mk.

Hal tersebut terjadi pada Jumat 31 Agustus 2018 pukul 21.15 Wit, salah seorang warga berinisial AN (53) pekerjaan petani datang ke Pos Komando Taktis (Pos Kotis) Satgas Yonif 121/MK yang berkedudukan di Kampung Wonorejo, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua dengan membawa 1 pucuk senjata api rakitan laras panjang. Penyerahan senjata api rakitan tersebut diterima langsung oleh Perwira Seksi Intelijen (Pasiintel) Satgas Yonif 121/MK Kapten Inf E. Mendrofa.

Menurut AN senjata rakitan tersebut memang miliknya yang diperoleh dari seorang temannya yang sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu dan selama ini senjata tersebut disimpan dan ditanam di hutan sekitar kampung dan tidak pernah digunakan lagi.

AN juga menambahkan,  selama beberapa bulan ini telah terjadi hubungan dan komunikasi yang baik antara AN dan peronel Satgas 121/MK. 

Tidak jarang personel Satgas Yonif 121/MK berkunjung ke rumahnya dan banyak memberi perhatian dan bantuan terhadap dirinya. Atas hubungan baik dan perhatian yang telah diberikan itulah yang membuat dia bersedia dengan sukarela memberikan senjata rakitan miliknya yang selama ini disimpan.

Komandan Satgas Yonif 121/MK Letkol Imir Faishal dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa proses penyerahan senjata api ini oleh seorang warga tidak secara tiba-tiba namun dengan proses pendekatan yang dijalin secara terus menerus.

"Penyerahan senjata api ini oleh warga tidak terjadi secara tiba-tiba, semuanya itu melalui proses yang panjang, dan kami lakukan dengan pendekatan secara humanis membangun komunikasi yang baik dengan warga dan memberikan pemahaman secara terus menerus bukan terhadap Sdr. AN saja tapi termasuk kepada warga yang lain disekitar tempat kami bertugas bahwa memiliki senjata api ilegal itu berbahaya dan melanggar hukum sehingga masyarakat dapat memahami serta bersedia dengan sukarela menyerahkannya sendiri tanpa paksaan", ungkap Faishal. (Red/Pendam I/BB)
Leave A Reply