Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - (Siantar), Prajurit dan PNS Korem 022/Pantai Timur terlihat khusyuk saat mengikuti siraman rohani yang digelar di Musholla Makorem 022/PT di Jalan Asahan Km 3,5 Pematangsiantar, Selasa (22/5/2018).

Kegiatan keagamaan ini untuk mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah. Tampak hadir para pejabat Korem 022/PT yang berbaur dengan prajurit dan PNS Korem 022/PT.

Komandan Korem (Danrem) 022/PT Kolonel Arm Khoirul Hadi, SE mengatakan, pembinaan mental bagi prajurit dan PNS di Makorem 022/PT akan dilaksanakan setiap hari setelah melaksanakan apel pagi.
"Kegiatan ceramah agama ini, di samping untuk meningkatkan dan memperdalam iman bagi setiap prajurit dan PNS Korem 022/PT, juga sekaligus untuk mengisi kegiatan selama bulan Ramadan," kata Danrem.

Acara yang penuh hikmah itu diisi oleh Ustadz Kabintal Rem 022/PT Kapten Inf H Damanik. Dalam tausiahnya, Kapten Inf H Damanik mengangkat tema tentang cara mengendalikan hawa nafsu di bulan Ramadan.

" Biasanya, sering kita mengatakan atau mendengar bahwa shaum (puasa) berfungsi untuk menundukkan hawa nafsu jelek kita. Namun, yang dimaksud sekadar menahan nafsu makan dan minum, tidak berbohong, tidak bertengkar, tidak menggîbah, atau aktivitas lain yang bersifat moralitas semata. Kalaupun faktanya demikian maka sebenarnya telah terjadi penyempitan makna dari menundukkan hawa nafsu itu sendiri," paparnya.

Allah SWT berfirman:
ÙˆَÙ…َا ÙŠَÙ†ْØ·ِÙ‚ُ عَÙ†ِ الْÙ‡َÙˆَÙ‰ Ø¥ِÙ†ْ Ù‡ُÙˆَ Ø¥ِلاَّ ÙˆَØ­ْÙŠٌ ÙŠُوحَÙ‰
"Tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran dan al-Hadist) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS an-Najm [53]: 3-4).

Dalam ayat di atas, Allah SWT secara tegas menjelaskan bahwa hawa nafsu dan wahyu saling berbeda. Hawa nafsu adalah segala bentuk dorongan yang berasal dari dalam diri manusia.

Oleh karena itu, hawa nafsu tidak hanya terbatas pada aspek moralitas saja, melainkan menyangkut seluruh dorongan ada dalam diri manusia yang mewujud dalam seluruh aktivitas.

Sebaliknya, wahyu adalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasulullah saw. berupa perintah dan larangan. Wahyu ini yang harus mengendalikan hawa nafsu manusia. Jika hawa nafsu manusia tidak dibimbing wahyu, ia akan cenderung pada keburukan. (Penrem 022/Rel)
Leave A Reply