Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - (MEDAN BARU), Dengan luka yang dialaminya akibat diamuk massa, seorang tersangka maling kereta, yang mengaku bernama Hariadi Sebayang itu rupanya sudah 'tercirit' alias buang air besar dalam celana.

Peristiwa itu terjadi, Jumat (4/5/2018) pagi. Sebelum ditangkap, pria yang mengaku tinggal di kawasan Pasar 2 Marelan itu, masuk ke Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU.

Menurut pengakuan para mahasiswa di sana, saat masuk ke Kampus Fisip USU, mereka sudah curiga dengan gelagat Sebayang yang mencurigakan. Begitu masuk ke lokasi kampus, sorot matanya tajam, memperhatikan rentetan kendaraan roda dua (kereta) yang berada di parkiran.

Merasa curiga dengan gerak-gerik pria itu, mahasiswa kemudian berkoordinasi dengan pihak sekuriti kampus dan langsung mengiterogasinya di lokasi.

" Udah sering kami lihat dia di situ. Kami curiga dia bukan mahasiswa, soalnya cuma memperhatikan kereta di parkiran. Ehh, rupanya mau maling. Mahasiswa udah geram semua bang. Soalnya di kampus kami sering kehilangan termasuk di Fisip," kata Jhon, seorang mahasiswa Fisip di lokasi kejadian.

Ironisnya, beberapa petugas sekuriti merasa sudah tak asing dengan wajah Sebayang.

" Beberapa bulan lalu saya juga sering melihat dia di parkiran kampus. Di situlah kejadian hilang kereta. Sampai-sampai ada 2 pegawai yang diberhentikan karena gara-gara kereta hilang itu, rupanya dia malingnya. Pas jumpa, dia bahkan menyapa. Memang pandai kali akalnya," gerutu L Sembiring, seorang petugas keamanan kampus.

Saat diinterogasi mahasiswa dan petugas keamanan, Sebayang sempat memberikan jawaban yang berbelit-belit. Namun, saat digeledah, pria paruh baya itu akhirnya tak bisa berkilah lagi. Dari  saku celananya ditemukan satu kunci leter T.

Mengetahui itu, tanpa dikomandoi, massa yang sudah mengerumuninya  pun langsung menghajarnya. Bahkan pakaian pria itu dipreteli hingga tinggal mengenakan celana dalam saja.

Setelah menerima pukulan bertubi-tubi hingga BAB di celana, sembari ampun-ampun Sebayang akhirnya mengakui perbuatannya. Pun begitu, amuk massa tetap tak terbendung. Pasalnya, memang sudah berkali-kali terjadi kehilangan kereta di kawasan Kampus USU tersebut dan belum satu pun pelaku berhasil ditangkap.

Akibat pukulan membabibuta massa tersebut, Sebayang benar-benar babak belur. Wajahnya bengkak dan penuh lebam, sementara dari kepalanya mengalir darah segar.

Beruntung, pihak sekuriti kampus akhirnya berhasil melepaskan pria itu dari kerumunan massa dan mengamankannya di dalam gedung perkantoran kampus. Selanjutnya, pegawai di sana menghubungi pihak kepolisian untuk menjemput pelaku.
Petugas Kepolisian yang datang kembali mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan, meski sesekali harus menghalau massa yang belum puas memukulinya.

Pria pengangguran ini ternyata berencana melakukan aksi pencurian kereta bersama rekannya  sekaligus tetangganya yang diakuinya bernama Makmur.

" Saya belum sempat mencuri pak. Rencananya saya mau mengambil kereta yang ada di parkiran Fisip," akunya dengan tangan diborgol.

Di hadapan petugas dan mahasiswa, Sebayang mengaku bahwa dia sudah 3 kali berhasil melakukan pencurian kereta di kawasan Kampus USU.

" Biasanya saya mencuri sama teman saya si Makmur. Baru 3 kali saya ikut mencuri pak. Pertama di Fakultas Hukum, baru di Fakultas Ekonomi dan Fisip," jawabnya.

Sial baginya, rencana aksi selanjutnya berhasil dipergoki pihak sekuriti kampus dan mahasiswa, hingga akhirnya ditangkap. Namun, teman yang disebutnya bernama Makmur, berhasil kabur dengan berjalan kaki.

" Aku ditangkap pas lagi duduk dipinggir jalan, lagi gambar kereta yang mau kami curi," katanya.

Ketika diinterogasi lebih dalam, Sebayang membeberkan strategi melakukan pencurian kreta dikawasan kampus.

" Aku masuk naik kereta, kawan ku jalan kaki masuk duluan ke parkiran dan menunjukan kepada ku kereta mana yang mau dicuri. Lalu aku dekati keretanya dan ku congkel pakai kunci T. Habis itu aku pergi bawa kereta ku. Kereta yang sudah ku congkel tadi dibawa kawanku," bebernya.

Masih menurut pria itu, jika mereka berhasil dalam aksinya, barang hasil curian biasanya dijual ke kawasan Tandem, Kabupaten Langkat, Kuala Simpang dan Aceh. Kalau Honda Beat, biasanya kami jual Rp 2,5 juta, semua buangnya ke Kuala Simpang. 

Pembelinya kami hubungi datang dan biasanya jumpa di Tandem," sebut bapak 4 anak yang mengaku belum pernah dibui ini.

Usai diinterogasi di lokasi, petugas kemudian menyuruh Sebayang untuk bersih-bersih lebih dulu sebelum diboyong ke Mapolsek Medan Baru.

" Cepat pakai celana mu. Kau cebok dulu ke kamar mandi. Buang air besar di celana pulak kau! Kau bersihkan dulu kotoran mu itu!" bentak Bripka Daniel Nasution. (Red)
Leave A Reply