Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - (Pangkalan Brandan),  Babinsa Koramil 18/Brandan Barat, Kodim 0203/Langkat, Sertu Sugianto tak jemu untuk terus menularkan pola tanam jajar legowo atau Jarwo kepada petani di wilayah binaannya.

Seperti yang dilakukan Sertu Sugianto di lahan seluas delapan rante milik Jalil yang merupakan anggota Poktan Pasir Putih di Kelurahan Brandan Barat, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Rabu (23/5/2018).

" Sosialisasi pola tanam Jarwo kepada petani ini merupakan bagian dari upaya menyukseskan program swasembada pangan khususnya padi di Kecamatan Babalan," kata Sertu
Sugianto di sela-sela kegiatannya.

Dijelaskannya, pola tanam Jarwo sudah terbukti dapat meningkatkan hasil padi. Hanya saja saat ini yang menjadi kendala adalah para petani masih belum menerima pola ini.

" Mereka (para petani) masih merasa sayang bila ada lahan yang tidak ditanami. Apalagi mereka masih memegang tradisi lama yang sudah mendarah daging, sehingga merubah pola tanamnya cukup sulit, namun tetap harus dilakukan," ucapnya.

Langkah yang dilakukan Sertu Sugianto untuk mengajak petani menerapkan pola tanam Jarwo adalah dengan menggandeng pihak dinas pertanian maupun petugas penyuluh lapangan (PPL).

Cara ini lumayan efektif untuk mengubah pola bertanam petani yang masih secara konvensional ke pola tanam Jarwo. "Seperti Pak Jalil. Semula kami sedikit kesulitan mengajaknya mengubah pola tanam di lahan sawahnya. Namun dengan ketekunan dan pendampingan yang terus menerus, akhirnya penerapan pola tanam Jarwo ini sudah mulai dilakukannya," kata Sertu Sugianto.

Senada dengan itu, Ketua Poktan Pasir Putih, Burhan mengaku pendampingan yang dilakukan Babinsa bersama PPL cukup ampuh untuk mengubah cara berpikir petani.

Karena sebenarnya, pola tanam Jarwo memiliki lima keuntungan dibanding cara konvensional. Yakni pelaksanaan yang tidak sulit dan memudahkan dalam perawatan. Kemudian bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan atau situasi yang ada, realitas yaitu bisa dilihat dan bisa dipelajari oleh semua orang, dan hanya membutuhkan kemauan untuk mengubah cara tanam, serta hasil panennya lebih meningkat.
Harapan dari pola ini adalah untuk meningkatkan hasil produksi. Karena untuk wilayah Brandan Barat sudah tidak bisa lagi untuk menambah lahan pertanian, malah yang ada banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi kebutuhan yang lain seperti berubah menjadi tanaman salak atau yang lainnya. Bahkan ada yang berubah menjadi perumahan maupun industri.

" Untuk itu, agar produksi bisa tercapai dari target yang telah ditentukan, maka salah satu langkah yang harus ditempuh adalah dengan menerapkan sistem yang baik sesuai arahan saat pendampingan," kata Burhan. (Penrem 022/Rel)
Leave A Reply