Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM -  (Pematang Bandar),  Babinsa Koramil 06/Perdagangan, Kodim 0207/Simalungun, Serda Dodiono melakukan penyuluhan cara pengolahan lahan dan pola tanam pasca panen kepada petani di Kelurahan Kerasaan I, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun.

Penyuluhan yang digelar di lahan petani bernama Lumban Saroha pada Selasa (10/4/2018) kemarin, ikut melibatkan petugas dari Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian (UPT BP3) Kecamatan Batang Bandar, Mariadi.

Danramil 06/Perdagangan, Kapten Inf N Simanjuntak menjelaskan, penyuluhan ini bertujuan untuk membenarkan cara petani dalam mengolah lahan dan melakukan penanaman kembali pasca panen.

Selama ini, lanjut Danramil, sistem penanaman padi sawah biasanya didahului dengan pengolahan tanah secara sempurna, mulai pembajakan/pencangkulan, pelumpuran dan persemaian.

" Cara ini banyak kelemahannya, di antaranya boros air, karena lebih dari sepertiga kebutuhan air hanya untuk pengolahan tanah dan pelumpuran. Di samping itu perlu tenaga kerja yang cukup tinggi, sehingga biaya meningkat," beber Danramil.

Bertanam padi sawah tanpa olah tanah (TOT) merupakan alternatif teknologi terobosan baru. Dari beberapa percobaan dan penelitian yang dilakukan di tingkat petani, ternyata tanah sawah tidak perlu diolah berat dan dilumpurkan, tetapi cukup dilakukan pengolahan sedikit/minimal atau bahkan tanpa olah tanah sama sekali.

" Nah, teknologi terobosan terbaru dalam mengolah lahan seperti itulah yang dipraktikan di lahan petani, di samping sebagai dukungan terhadap Upsus Pajale demi tercapainya program swasembada pangan," ungkap Danramil.

Ditambahkan Serda Dodiono, dalam pendampingan itu, dirinya juga melakukan pekerjaan lain yang orientasinya untuk membantu meringankan beban petani di sawah.

" Tidak hanya menanam padi, kami juga membantu petani membuat saluran irigasi supaya sawahnya bisa terairi. Karena, sampai kini irigasi masih menjadi kendala bagi petani di Simalungun, sehingga lebih banyak mengandalkan sawah tadah hujan," terangnya. (Penrem 022/Rel)
Leave A Reply