Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - Bachtiar (69) yang ditemukan te­was di gudang belakang rumahnya Ja­lan Pengabdian, Desa Bandar Setia, Ke­camatan Percut Seituan beberapa hari lalu ternyata dibunuh oleh AS alias Adi (26).

Pelaku AS alias Adi, warga Jalan Mak­mur, Desa Sambirejo Timur ini di­tangkap di Warung Bakso Dua Sau­dara Jalan Pendidikan Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Rabu (13/12) siang.

Petugas terpaksa menembak kedua ka­kinya karena melawan dan hen­dak melarikan diri saat melakukan pe­ngembangan di lapangan.

Kapolsek Percut Seituan Kom­pol Pardamean Hutahaean di­dam­pingi Wakapolsek AKP Junaidi, dan Kanit Reskrim Iptu Philip A Purba saat menggelar paparan di Mapolsek, Ka­mis (14/12) sore, menjelaskan "kasus ini terungkap setelah per­sonel unit Reskrim Percut Seituan di bawah pimpinan Kanit Reskrim Iptu Philip A Purba melakukan penyeli­di­kan dan pulbaket di lapangan sehingga di­ketahui korban dibunuh AS alias Adi.

" Beberapa hari kemudian, tepatnya, Rabu (13/12), personel Reskrim men­da­pat informasi pelaku berada di Wa­rung Bakso Dua Saudara Jalan Pen­didikan. Selanjutnya petugas me­nang­kap pelaku. Ketika diinterogasi pelaku menga­kui perbuatannya," jelas Kapolsek.

Lanjut Kapolsek menuturkan, pelaku memukul pung­gung sebelah kiri korban dengan kayu bekas kaki meja sehingga korban tergeletak, lalu memukul kepala korban beberapa kali. Pihaknya melakukan pengem­ba­ngan. Namun saat itu pelaku berusaha me­lawan petugas dan hen­dak melari­kan diri, sehingga dil­a­ku­kan tindakan te­gas dan terukur de­ngan menembak kedua kakinya. Kemudian pelaku  dibawa RS Bhayangkara guna mendapat perawa­tan medis.

Barang bukti yang di ­amankan yaitu, 1 kayu bekas kaki meja, 1 unit sepeda motor Ya­maha Mio warna merah hitam, 1 ce­lana panjang jeans warna hitam dan san­dal yang digunakan pelaku, 1 buah gem­bok dan kunci.

Sebelumnya, korban yang bekerja se­bagai kontraktor ini ditemukan tewas oleh tetangganya di gudang be­la­kang rumahnya, Kamis (7/12) ma­lam.

Korban ditemukan sudah tak bernyawa lagi, Kamis sekitar pu­kul 21.00 WIB, istri korban Asnida (69), yang meminta suaminya (korban-red) untuk menyalakan pompa air yang ber­ada di belakang rumahnya dan se­ka­ligus gudang tempat korban bekerja.

Lalu korbanpun menuju ke belakang ru­mah, sedangkan istrinya tertidur se­lama beberapa menit. Tak lama istri korban terbangun, sedangkan Bahtiar tak kunjung kembali ke dalam rumah.

Karna istri korban sakit, ia terpaksa menghubungi tetangganya Fad­lan, dan memintanya untuk kegu­dang mencari suaminya. Fadlan selanjutnya menuju ke gudang, dan ia mendapati korban tergeletak di lantai dengan  posisi tubuh miring ke kanan. Serta terdapat luka di kepala sebelah kiri mengeluarkan darah, luka memar di punggung, luka di lutut sebelah kiri dan telinga sebelah kiri mengeluarkan darah.

Selanjutnya Fadlan memberitahu­kan hal itu kepada istri korban. Kemudian Fadlan memanggil tetangga korban Rah­mat, Tumin dan Budi. Keempat war­ga itu selanjutnya membawa kor­ban ke RS Haji. Sekitar setengah jam, pihak Rumah Sa­kit menyatakan bahwa korban sudah tak bernyawa lagi. Selanjutnya jena­zah korban dibawa ke rumah duka guna disemayamkan.

Setelah itu para tetangga korban me­laporkannya ke Polsek Percut Sei­tuan. Personel Reskrim yang me­ne­rima laporan tersebut langsung me­la­kukan olah TKP. Di lokasi, petugas mendapati darah korban sudah di­tim­bun dengan pasir. Petugas kemudian menyarankan pihak keluarga untuk membuat penga­duan, serta menyarankan jenazah kor­ban dibawa ke RS Bhayangkara Me­dan untuk diautopsi.

Tetapi istri korban meminta kepada petugas untuk menunggu kedatangan anak-anak korban yang berada di luar kota. Jumat sekitar pukul 10.00 WIB, keempat anak korban, Desi Arda, Irfan Sani, Zulkifli Hardani dan Fadli Arda, tiba di rumah mereka.

Di saat bersamaan Kapolsek Percut Seituan Kompol Pardamean Huta­hae­an, Kanit Reskrim Iptu Philip Antonio Purba dan personel lainnya, tiba di lo­kasi dan meminta persetujuan ke­pada pihak keluarga supaya jasad kor­ban diautopsi.

Namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum dan autopsi. Ka­­polsek kemudian menghubungi Tim Inavis Polrestabes Medan. Seti­ba­­nya di lokasi, Tim Inavis melakukan pe­ngecekan TKP dan pemeriksaan terhadap tubuh korban.

Selanjutnya keluarga korban membuat surat pernyataan bahwa keluarga tak bersedia jika mayat korban untuk diautopsi/visum. Keluar­ga juga tidak membuat pengaduan ke­pada pihak kepolisian secara tertulis di atas materai.

Selanjutnya jenazah korban dima­kam­kan. Setelah itu Kapolsek beserta ang­gotanya meninggalkan lokasi de­ngan membawa surat pernyataan yang sudah ditandatangani keluarga korban dan diketahui oleh Kepala Dusun (Ka­dus) Dusun I Desa Bandar Setia, Su­yatno.

" Kita sudah membujuk pihak ke­luarga untuk membuat laporan serta dilakukan autopsi, sebab terdapat beberapa luka di tubuh korban, diduga aki­bat benda tumpul. Namun pihak ke­luarga tak menyetujuinya, dan mem­buat surat pernyataan. Walaupun begitu, kita sudah membuat laporan polisi model A, melakukan pemerik­saan terhadap saksi-saksi. Dan lokasi su­dah dipasangi garis polisi/police line," kata Kapolsek Percut Seituan Kompol Pardamean Hutahaean.

Salah seorang anak korban Irfan Sani saat dimintai tanggapan terkait tertangkapnya pembunuh orang­tua­nya sangat mengapresiasi Kapolsek Per­cut Seituan Kompol Pardamean Hutahean beserta jajarannya yang telah mengungkap kematian orangtuanya.

" Kami tidak menyangka orangtua­ nya dibunuh. Pada waktu kejadian anak-anaknya keluar kota. Sehingga kami tidak mengetahuinya. Sekali lagi  saya sangat berterima kasih pelaku su­dah tertangkap," ucapnya. (Net)

Leave A Reply