DS, diduga korban malapraktik saat mendapat perawatan medis di RSUD DR R.M Djoelham Kota Binjai.
INTAIKASUS.COM - Diduga menjadi korban malpraktik dari Klinik Pratama Dahlia yang beralamat di Jalan T. Amir Hamza Dusun IV, Kecamatan Binjai, Langkat, bocah perempuan berinisial, DS (10) warga Kecamatan Binjai, Langkat, ini seketika mengalami kulit yang melepuh seperti terbakar api di sekujur tubuhnya, Sabtu (28/10).
Tak hanya itu, bahkan pada kulitnya seakan melepuh seperti habis terbakar, DS juga mengalami bibir terkelupas, batuk darah dan juga tidak dapat buang air kecil dikarenakan terdapat luka pada bagian kemaluannya.
Informasi yang dihimpun terkait apa yang dialami oleh bocah DS saat ini, diduga karena ia telah menjadi korban malpraktik, ketika dirinya dirawat selama 1 malam di Klinik Pratama Dahlia, dengan keluhan awal ketika berobat yaitu sakit deman serta mual.
Seperti halnya yang diungkapkan secara gamblang oleh Hamadi, ayah kandung DS.
" Peristiwa ini bermula pada Selasa 17 Oktober 2017 kemarin, saat itu anak saya mengalami sakit demam dan batuk, jadi saya bawa berobat ke Puskesmas Sambi Rejo, dari sana kami diberi beberapa jenis obat untuk mengurangi deman dan batuk anak saya, dan keesokan harinya sakit anak saya berkurang bahkan sempat bersekolah seperti biasa," ucap Hamadi.
Klinik Pratama Dahlia, tempat DS sempat dirawat
Namun, pada Kamis 19 Oktober 2017, suhu tubuh DS kembali naik, Hamadi pun memutuskan untuk membawa anaknya tersebut ke Klinik Pratama Dahlia yang hanya berjarak sekitar kurang lebih 500 meter dari kediaman mereka.
" Waktu hari kamis sore kemarin, anak saya kembali demam, dan di tubuhnya seperti ada bintik-bintik merah, ya kalau orang jawa bilangnya seperti sakit 'kerumut' gitu, dan saya putuskan untuk membawa anak saya ke klinik depan itu (Klinik Pratama Dahlia-red)," cetusnya.
Dari sana, Hamadi beserta istri juga diberikan beberapa jenis obat dengan keterangan dari pihak klinik, jika deman pada anaknya tidak segera turun, maka anaknya harus menjalani rawat inap, dan setelah melihat suhu tubuh dari DS tidak kunjung turun, Hamadi pun memutuskan untuk membawa kembali anaknya ke klinik tersebut untuk menjalani rawat inap.
Masih menurut Hamadi, ketika dirawat inap, anaknya sempat diberikan beberapa suntikan oleh perawat yang bertugas di Klinik Pratama Dahlia, dimana ketika ditanya tentang jenis obat apa yang disuntikan, dirinya juga tidak mengetahui jenis obat apa yang disuntikan pada putrinya tersebut.
Hingga di keesokan harinya atau tepatnya pada hari Jumat 20 Oktober pagi, Hamadi pun dikejutkan dengan keluhan rasa sakit yang teramat sangat dari anaknya, disertai timbulnya bintik berwarna hitam yang menjalar kesekujur tubuh DS, dimana bintik hitam tersebut terlihat seperti luka bakar pada kulit dan berair layaknya luka yang disebabkan oleh api.
Catatan data pasien Puskesmas Sambi Rejo, dimana dalam catatan tersebut DS datang berobat pada Kamis 17 Oktober 2017.
" Jadi waktu hari jumat pagi itu, anak saya merintih kesakitan, ketika saya periksa, saya pun sangat terkejut karena disekujur tubuhnya, terlihat timbul bintik warna hitam seperti luka bakar gitu, selanjutnya pihak klinik bertanya kepada kami, mau dirujuk dimana anak saya, dan saya menjawab bawa ke RS. Bangkatan Binjai saja," ujarnya.
Dikarenakan tidak adanya dokter kulit yang berjaga di RS. Bangkatan Binjai, Hamadi akhirnya memutuskan untuk membawa anaknya ke RSUD DR R.M Djoelham Kota Binjai, dan ketika sampai di rumah sakit milik Pemko Binjai itu, DS langsung mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkannya.
Kepada wartawan Hamadi mengatakan, bahwa sampai dengan saat ini, pemilik dari Klinik Pratama Dahlia belum ada menunjukan itikad baik kepada pihak keluarganya, namun suami dari pemilik klinik yang diketahui bernama Adi telah sebanyak 3 kali mengunjungi putrinya,
" Kalau yang punya klinik itu, belum pernah ada itikad baik kepada kami, tapi memang suami nya saja yang datang sebanyak 3 kali," sebutnya.
Disisi lain, saat wartawan ingin mengkonfirmasi kebenaran informasi terkait dengan apa yang dialami bocah DS kepada pihak Klinik Pratama Dahlia, namun tidak dapat menemui sang pemilik klinik, seperti yang diucapkan oleh salah satu pegawai klinik bernama Ulan, bahwa pemilik dari klinik tersebut tengah berada di Kota Medan.
" Ibu lagi ke Medan ikuti pelatihan, sedangkan bapak juga tengah keluar, tidak ada di sini," katanya. (Net)