- Diduga akibat Proyek Reklamasi Dermaga BICT Pelabuhan Belawan dan penimbunan penumpukan lokasi Container serta penimbunan Hutan Kayu Bakau yang ada di Kota Belawan dan sekitarnya, menjadi sumber banjir besar di kota Belawan dan sekitarnya. Luapan air laut tumpah ke daratan dan serang perkampungan dan rumah penduduk, Minggu (8/10/2017) dinihari sekitar jam 03.00 pagi.
Besarnya banjir di kawasan Kota Belawan membuat warga menjadi kelimpungan di mana air laut yang begitu besar menerjang dari Laut dan menggenangi seluruh di wilayah Belawan, di mana banjir paling besar terjadi di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Kota Belawan, dengan ketinggian mencapai 1,5 Meter. Luapan air laut itu juga menggenangi jalan raya bahkan pusat kota Belawan.
Menurut keterangan warga Belawan, yang mengaku bernama Ana (35), pada hari Minggu mengatakan," kurangnya perhatian pemerintah Kota Medan terhadap banjir yang ada di Belawan, di mana pemerintahan Kota Medan memang sengaja membiarkan Kota Belawan yang sudah mau tenggelam. Pemerintah Kota Medan hanya perlu Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja tidak lebih dari itu, ditambah lagi pihak PT Pelindo I hanya memikirkan dari aspek bisnisnya saja, begitu juga penimbunan lapak Container tanpa memikirkan resiko yang di alami masyarakat Kota Belawan", katanya.
Lajut Ana, jutaan meter3 air laut yang seharusnya terserap oleh hutan bakau kanal alur laut dan lainnya kini tidak dapat di serap lagi, debit curahan air hujan juga salah satu penyebab banjirnya Kota Belawan.
Masih dikatakan Ana, disamping itu juga air laut yang serusnya tidak masuk kedaratan kini menjadi masuk karena lahan gambut hutan bakau dan pula Proyek Reklamasi Pelindo-I adalah kendala terjadinya banjir di Belawan. Banjir besar yang melanda masyarakat Belawan hanya jadi tontonan Pemerintah dan PT Pelindo I karena tidak ada solusinya ke arah pencegahan masuknya air laut kedaratan di kota Belawan dan sekitarnya," ucapnya. (Net)