Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - Kapolresta Medan, Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan,berdasarkan hasil penelusuran aparat kepolisian, 90 persen pelaku begal di Kota Medan adalah remaja usia 16 hingga 19 tahun, dan uang hasil melakukan begal dibagi rata,  kemudian dipergunakan untuk membeli narkoba. 

"Tidak satupun pelaku yang mengaku uang hasil begal digunakan untuk biaya kehidupan," tutur Mardiaz saat rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat di Balaikota Medan, Kamis (15/9/2016) yang dipimpin Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution.

Pertemuan ini membicarakan masalah yang terjadi di Kota Medan, terutama menyangkut kantibmas, begal, paham radikal serta narkoba. Oleh karena itulah, kata Mardiz, pihaknya terus membatasi ruang peredaran narkoba, termasuk 38 lokasi yang dijadikan tempat peredaran narkoba dengan terus melakukan razia. Di samping itu Kapolresta mensinyalir warnet-warnet yang beroperasi sampai tengah malam dan pagi hari dijadikan tempat tongkrongan para begal sebelum beraksi.

Meski hanya memiliki jumlah 2.400 personel, menurut Kapolresta, pihaknya berupaya memberikan pelayanan keamanan terbaik kepada seluruh masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk Satgas Anti Begal (SAB). Satgas ini terdiri dari polisi berpakaian preman dan Shabara.

Mereka selanjutnya ditempatkan di 28 titik di jalan utama, Kota Medan, dan siap untuk melindungi para warga yang berpergian dengan mengendarai sepeda motor, terutama tengah malam. "Bagi warga yang membutuhkan perlindungan saat berkenderaan pada malam hari, terutama tengah malam, mereka bisa minta kepada petugas SAB.  Sebab, mereka kita tempatkan di pos-pos lantas  yang ada di jalan-jalan utama Kota Medan,"  kata Kapolresta.

Kapolresta juga mengajak FKUB, Kementrian Agama Kota Medan, tokoh agama untuk mendeteksi pengajian-pengajian yang ada di Kota Medan. Hal ini dilakukan dalam rangka menghempang paham radikalisme. Pasalnya berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap pelaku aksi teror di salah satu gereja di Kota Medan belum lama ini, mengaku pernah mengikuti salah satu pengajian di Jalan Setia Budi.

Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi  menanggapi hal itu meminta agar Forum Koordinasi Pimpinan Daerah segera menindaklanjuti semua masukan-masukan yang tertuang dalam pertemuan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Pemko Medan.

Khusus warnet, Akhyar minta agar Dinas Kominfo Kota Medan segera melakukan razia warnet yang tidak memiliki izin dan melanggar waktu operasional.Disamping itu Wakil Walikota juga meminta agar lokasi penjualan onderdil bekas di sejumlah lokasi di Kota Medan dipantau. Sebab, ditengarai sepeda motor hasil pembegalan selanjut 'dicincang' dan  dijual kepada para pedagang onderdil bekas tersebut.

"Terkait peredaran narkoba, kita minta Kelurahan menjadi satgas anti narkoba, dimana unsur intinya terdiri dari Lurah, Babinsa dan Babin Kanitbimas serta tokoh agama dan tokoh masyarakat sehingga ada sentral penanganan narkoba di tingkat kelurahan," ujar Wakil Wali Kota. (Mls)

Leave A Reply