Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page
 Foto : ilustrasi

INTAIKASUS.COM - Polres Deliserdang dan tim Forensik Poldasu bersama pihak keluarga membongkar kuburan almarhum FG (14), siswi kelas 2 SMP yang terletak di Desa Bekukul, Kecamatan Namorambe untuk keperluan otopsi, pada Jumat pagi (1/7).

Usai membongkar kuburan dan mengangkat jasad FG, pihak tim forensik Poldasu yang dipimpin Dr Surjit Singh dan Dr Mistar Ritonga melakukan outopsi mayat korban.

Sekira satu jam kemudian, proses otopsi pun selesai dilakukan. Ketika dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Deli Serdang, AKP Teuku Fathir Mustafa menjelaskan, otopsi itu dilakukan untuk melengkapi proses penyelidikan dan penyidikan.

Mantan Kanit Ranmor Polresta Medan ini menegaskan bahwa biaya otopsi tersebut sepenuhnya ditanggung oleh kepolisian.

"Kita tak ada memungut biaya. Ini merupakan tanggungjawab untuk melengkapi proses penyelidikan atas laporan pihak keluarga almarhum. Sekarang kita menunggu hasil dari tim forensik Poldasu," ujar Fathir.

Sementara itu, sebelumnya Rurita Ningrum, salah seorang perempuan aktifis yang dikenal sebagai pemimpin sebuah lembaga bernama LSM FITRA Sumut, sempat keteteran. Sebab, dia yang turut mengawal perjalanan kasus ini, kebingungan lantaran dihadapkan dengan biaya outopsi sebesar Rp15.000.000.

Sangkin kewalahannya, Rurita Ningrum sempat curhat di salah satu grup media sosial WhatsApp dengan nomor +62 813-6507-0xxx. Berikut isi pesan elektroniknya yang tertuang pada 30 Juni 2016 pukul 15.22 WIB itu;

MOHON BANTUAN BIAYA AUTOPSI Korban Pencabulan, Bunuh diri, Kecamatan Namorambe (Kasus Kedua di Namorambe).

Kenalkan Nama saya Rurita Ningrum, pimpinan sebuah lembaga bernama Fitra Sumut, saya ingin bercerita tentang kasus pencabulan yang sedang terjadi di Namorambe, ini adalah kasus kedua di kecamatan tersebut yang berakhir tragis.

Tersebutlah namanya ibu M br Sembiring, berusia sebaya denganku, berkisar 40 tahun, tinggal di Kecamatan Namorambe dan bekerja sebagai petani, hidupnya sangat pas-pasan dan sederhana.

Kronologis : Pada hari selasa 14 Juni 2016 sekitar pukul 18.00 WIB Ibu M Br Sembiring memanggil anaknya yang nomor dua untuk membantu melipat kain, dipanggil-panggil tetapi tidak seperti biasa anak kesayangannya yang rajin bernama F tidak kunjung menjawab panggilannya yang nyaris berteriak, karena penasaran akhirnya si ibu berkeliling mencari anaknya.

Melihat pintu belakang rumah sudah terbuka si ibu yakin bahwa F keluar rumah dari pintu belakang, sambil memanggil-manggil nama anaknya, lalu si ibu bertemu dgn tetangga dan bertanya apakah ada melihat anaknya, tetanggapun menjawab bahwa benar ada melihat F berjalan ke arah ladang dengan membawa racun rumput, ibu M Br Sembiring pun bingung dan bertanya-tanya dalam hati utk apa F bawa-bawa racun.
Ibu M br S melanjutkan pencariannya dan berteriak-teriak memanggil-manggil anaknya kearah ladang, sampai diladang si Ibu terkejut karena menemukan anaknya F sudah tergeletak di tanah dengan botol racun rumput disebelahnya. Si Ibu panik dan berteriak-teriak histeris meminta pertolongan, penduduk sekitar yang mendengar suara teriakan datang dan dan mencoba menolong, menggotong tubuh F dari ladang dan membawa ke rumah penduduk terdekat, letaknya persis di teras Perangkat Desa, para tetangga mencoba mamberi pertolongan pertama sebisanya dengan memberi minum susu, hingga korbanpun muntah-muntah, dan kondisi yang sangat lemah.

"aku sudah dinodai, aku sudah kotor bi, panggil si AG suruh dia bertanggung jawab karena telah menodaiku" ujar F menjawab pertanyaan warga kenapa dia minum racun.

Terus menerus F berteriak kepada ibunya agar memberinya keadilan, meminta pelaku yang telah menodainya bertanggungjawab atas perbuatannya. (Red)

Leave A Reply