INTAIKASUS.COM - Menko Polhukam Wiranto angkat bicara terkait terkait kericuhan antar umat beragama di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang berujung rusaknya delapan rumah ibadah. "Kita ini hidup di negara Pancasila, negara demokrasi yang memiliki nafas kebebasan.
Namun, bukan kebebasan yang mutlak tapi kebebasan yang ada batasnya dan ada aturannya. Kebebasan yang tidak mengganggu kebebasan orang lain," ujar Wiranto dalam keterangannya, Sabtu (30/7/2016).
Wiranto menegaskan, supreamasi hukum harus dijaga oleh semua orang dengan cara menghormati dan mematuhinya. "Peristiwa di Tanjung Balai seharusnya tidak boleh terjadi dan patut disesalkan. Hanya karena miskomunikasi dua warga, lalu berkembang manjadi main hakim sendiri dengan melakukan penyerangan, perusakan, dan pembakaran yang benar-benar bukan budaya kita untuk menyelesaikan masalah," terangnya.
Apa yang sudah terjadi, sambungnya, justru memperbesar masalah dan telah membawa kerugian besar baik harta benda maupun semangat kebersamaan warga sebagai satu bangsa. "Sesuai anjuran Presiden Jokowi, untuk terus menjaga kekompakan dan persatuan bangsa. Kepada masyarakat Tanjung Balai, saya minta untuk menyadari hal ini dan tidak melanjutkan perselisihan dan pertikaian antarwarga," imbaunya.
Dengan masih hangatnya semangat Hari Raya Idul Fitri, Wiranto pun mengajak seluruh masyarakt untuk saling memaafkan. "Biarkan dan hormati aparat keamanan menyelesaikan persoalan saudara dengan cara-cara yang adil, bijak, dan menenangkan. Semoga Tuhan memberikan kesejukan hati kepada masyarakat Tanjung Balai," tandasnya. (Net)